Minggu, 15 April 2012


NASKAH FILM PUTRI EMBUN














Intan Indira Pustikasari
11.23.009
STMIK Bina Patria Magelang
2021




PUTRI EMBUN
Written By Intan Indira P












      




 Cp.Intan Indira P
                  STMIK Bina Patria
      Jl.Raden saleh No.2
        Magelang,Jawa tengah,Indonesia
Copyright   by Intan Indira P
        All Right Reserved





SINOPSIS
PUTRI EMBUN
            Pagi masih berselimut gelap .Sinar Rembulan mulai redup diantara kerlap-kerlip bintang ,yang mulai lelah berkedip.Putri Embun yang sedari tadi termangu memandangi keheningan pagi itu , cepat-cepat meraih kantong ajaib di tangannya. Ia harus beradu cepat dengan Matahari, yang sebentar lagi bangun dari tidurnya . Ditebarkannya serbuk embun di permukaan Bumi. Butir-butir embun menempel di dedaunan, tanah,dan rumput. Membawa kesegaran tersendiri ,bagi seisi alam. Usai menjalankan tugasnya, Putri Embun beristirahat diatas pucuk pohon cemara. Menikmati keindahan sisa malam. Namun ,rona merah di kaki langit menyadarkan Putri Embun untuk segera kembali ke Istana Langit.
            Setibanya di pintu Istana Langit, Putri Embun sadar kantong ajaibnya tertinggal di Bumi. Ah..gawat…! Pasti Baginda Raja Langit akan menghukumnya.
            Benar saja, Baginda Raja murka mendengar kantong ajaib milik Putri Embun bias tertinggal di Bumi.
            “Kamu ceroboh,Putri Embun…!” bentak Raja Langit marah. “Untuk kesalahanmu, kau harus dihukum. Cari kantong ajaib itu sampai dapat .Selama berada di Bumi Kau tidak boleh menggunakan kesaktianmu. Kau hanya akan ditemani oleh beberapa serangga !!” Kata Raja Langit.
            Dengan perasaan sedih,Putri Embun harus menjalani hukumannya. Saat diturunkan ke Bumi, ia hanya ditemani kunang-kunang,lalat,dan lebah.
             “Tidak usah bersedih Putri Embun. Kami akan menemenimu, sampai  kantong ajaib itu diketemukan kembali,” hibur kunang-kunang.
            “Benar Putri, kalau kamu terus bersusah hati, bagaimana bias menemukan kantong ajaibmu?” timpah lebah.
            “Yap…Setuju.Tidak ada gunanya bersedih hati,” sahut lalat yang mengekor di belakang.
            Putri Embun tersenyum kecil. Hatinya terharu melihat kesetiaan para pengawal kecilnya.
            Tanpa mengenal lelah, sepanjang hari Putri Embun dan para pengawalnya terus berjalan, mencari kantong ajaib. Mereka harus melewati  lereng bukit,hutan,menyisir sungai, dan terkadang perkampungan penduduk. Namun ,kantong ajaib yang mereka cari belum ditemukan juga.
            Siang itu, rombongan Putri Embun melewati Padang bunga. Kelelahan dan rasa lapar mulai menderanya.
            “Aku lapar….” rintih Putri Embun. Mendegar keluhan itu, lebah, lalat dan kunang-kunang saling berpandangan. Tapi, bagaimana mereka mendapatkan makanan, sedangkan di tempat itu tidak ada pohon buah-buahan?
            “Di sini tidak ada buah-buahan, Putri,” kata kunang-kunang. Putri Embun diam membisu. Wajahnya Nampak pucat.
            “Bertahanlah, Putri. Aku akan berutsaha mencari makanan untukmu,” ujar lebah cemas. Lebah kemudian terbang di antara bunga-bunga yang bermekaran. Sesekali, tubuhnya hinggap di atas kelopak bunga.
            “Minumlah madu ini Putri,” kata lebah sambil meminumkan madu untuk Putri Embun. Tak lama kemudian Putri Embun kembali segar dan siap melanjutkan perjalanan pencarian.
            Ketika hendak melanjutkan perjalanan, ternyata lalat tidak ada diantara mereka . Saat dicari, ternyata lalat sedang asyik menyantap bangkai tikus.
            “Lalat…..,bangkai tikus itu kotor. Kamu tidak boleh memakannya,” tegur Putri Embun menahan marah.
            “Ah, masa bodohh Putri……Perut saya lapar…!”balas lalat tidak mau disalahkan.
            Putri Embun hanya menghela nafas panjang. Rasanya ,tidak ada gunanya menasehati lalat yang keras kepala itu. Lebah dan kunang-kunang hanya diam. Sudah hafal dengan tingkah buruk lalat.
            Malam mulai menjelang. Walau demikian, Putri Embun tidak ingin manghentikan perjalanannya. Dia ingin segera menemukan kantong embunnya kembali.
            “Kalian  boleh istirahat. Tidurlah di pundakku. Aku akan meneruskan perjalanan,” ucap Putri Embun kepada pengawalnya, yang tampak kelelahan.
            Namun, kunang-kunang tidak tega membiarkan Putri Embun berjalan dikegelapan malam. Dibuatnya bor kecil dan di kaitkan di punggungnya.
            “sekarang, Putri bias melanjutkan perjalanan dengan tenang,” ucap kunang-kunang, disambut sunyum lebar Putri Embun.
            Dengan cahaya dari bor kecil kunang-kunang, Pmbun menghentikan langkahnya. Diantara rumpun ilalang, dilihatnya benda kecil berkilau.
            “Teman-teman , aku mendpatkan kembali kantong ajaibku…..!” teriak Putri Embun kegirangan.
            Dengan membawa kantong ajaib, Putri Embun kembali ke Istana Langit . Baginda Raja Langit menyambutnya dengan gembira.  Dan para serangga yang mendampingi Putri Embun, mendapatkan ganjaran.Kunang-kunang, tubuhnya bias bercahaya setiap malam. Lebah bias sepuasnya menikmati manisnya madu bunga-bunga. Sedangkan Lalat , harus menerima kenyataan pahit tinggl dan makan ditempat kotor.
            Kini , pagi terasa lebih indah dan sejuk dengan butir-butiran embun..!@*



SINOPSIS PUTRI EMBUN
1.      Ext.LANGIT – Pagi Hari
Terlihat pagi berselimut gelap, sinar rembulan mulai meredup diantara kerlip-kerlip bintang.
PUTRI EMBUN
(muncul dan cepat-cepat meraih kantong ajaibnya ditangan dan menebarkan serbuk embun ke permukaan bumi)
CUT TO :

2.      Ext.LEMBAH YANG INDAH-Pagi hari
Terlihat serbuk embun menempel di dedaunan, tanahm dan rumput membawa kesegaran.
PUTRI EMBUN
(beristirahat di puncak pohon cemaran menikmati keindahan sisa malam)
Terlihat rona merah dikaki langit
PUTRI EMBUN
(berdiri dari posisi istirahatnya)
Oh tuhan ….. Aku harus segera kembali ke istana langit.
CUT TO :

3.      Ext.PINTU ISTANA LANGIT – Pagi Hari
Putri embun sadar kantong ajaibnya tertinggal di Bumi.
PUTRI EMBUN
(terlihat cemas)
Ah gawat !!!!! pasti Baginda Raja akan menghukumku. Bagaimana ini …..?!
Baginda Raja menghampiri putri Embun
BAGINDA RAJA
(menatap Putri Embun)
Ada apa Putri Embun ? Kenapa kau terlihat cemas begitu ?
PUTRI EMBUN
(bersujud di depan Baginda Raja memohon ampun)
Ampun Baginda Raja, hamba minta maaf kantong ajaib hamba tertinggal di Bumi.
BAGINDA RAJA
(sambil berbalik badan & marah)
Kamu ceroboh Putri …..!!!! kau harus dihukum ! Cari kantong ajaibmu sampai dapat ! dan selama kau di bumi, kau tidak boleh menggunakan kesaktianmu, Ingat itu !!!! Tapi kau hanya akan ditemani oleh beberapa serangga !
PUTRI EMBUN
(dengan perasaan sedih)
Iya Baginda Raja, hamba siap menjalani hukuman ini !
(terlihat Putri Embun berjalan meninggalkan depan Baginda dan siap diturunkan ke Bumi ditemani kunang-kunang, lebah dan lalat)
CUT TO :

4.      Ext.LEMBAH – Siang hari
Putri Embun, Kunang-kunang, lebah dan lalat telah tiba di bumi di sebuah lembah
KUNANG-KUNANG
(beterbangan di depan wajah Putri Embun)
Tidak usah bersedih Putri Embun kami akan menemanimu hingga kantong ajaib itu ditemukan.
LEBAH
(beterbangan di depan wajah Putri Embun)
Benar, Dewi kalau kau bersusah hati bagaimana bisa menemukan kantong ajaibmu ?
LALAT
(mengekor dibelakang lebah)
Yap, setuju ! tidak ada gunanya bersedih hati.
PUTRI EMBUN
(tersenyum kecil dan terharu)
Iya, terimakasih atas kesetiaan kalian ……
Tanpa mengenal lelah, sepanjang hari Putri Embun dan pengawalnya terus berjalan mencari kantong ajaib, melewati lereng bukit, hutan, sungai sampai perkampungan penduduk namun kantong ajaib belum diketemukan.
CUT TO :

5.      Ext.PADANG BUNGA-Siang Hari
Putri Embun dan pengawalnya kelelahan dan merasa lapar.
PUTRI EMBUN
(Lemas, tangannya memegangi perut)
Aku lapar …….
(Lebah, kunang, kunang, lalat berpandangan memikirkan bagaimana mendapatkan makanan, sedangkan tak ada pohon buah di tempat ini)
KUNANG_KUNANG
(sambil melihat Putri Embun yang diam, membisu dan wajahnya pucat)
Disini, tidak ada buah-buahan putri……
LEBAH
Bertahanlah Putri ….. ! Aku akan berusaha mencari makanan untukmu !
Lebah terbang diantara bunga-bunga yang bermekaran, sesekali tubuhnya hinggap di atas kelopak bunga.
LEBAH
(meminumkan madu ke mulut Putri)
Minumlah madu ini Putri ……..!
Tak lama kemudian tubuh Putri Embun kembali segar dan siap melanjutkan pencarian. Tapi ternyata lalat tidak ada diantara mereka.
PUTRI EMBUN
(Sambil mencari lalat, ternyata sedang asyik menyantap bangkai tikus)
Lalat….., bangkai tikus itu kotor, kamu tidak boleh memakannya !!!!!
LALAT
(asyik menikmati santapannya) Ah ….. masa bodoh putri, perutku lapar !
(Putri Embun menghela napas panjang, berpikir tak ada gunanya menasehati lalat yang keras kepala)
(Lebah dan kunang hanya diam, sudah hafal dengan tingkah buruk lalat)
CUT TO :

6.      Ext. JALAN PENUH RUMPUN ILALANG – Malam Hari
Malam sudah dating putrid embun tetap tidak ingin menghentikan perjalanan.
PUTRI EMBUN
Kalian boleh beristirahat. Tidurlah kalian dipundakku. Aku akan meneruskan perjalanan.
Kunang-kunang tidak tega membiarkan Puti Embun berjalan di kegelapan. Ia membuatkan bor kecil untuk Putri.
KUNANG-KUNANG
(sambil mengikatkan bor ke punggungnya)
Sekarang, putri bisa melanjutkan perjalanan dengan tenang.
(Putri Embun menyambut dengan senyum lebar)
Putri Embun tiba-tiba menghentikan langkahnya diantara rumpun ilalang
PUTRI EMBUN
(melihat benda kecil berkilau dan berteriak kegirangan)
Teman-teman, aku mendapatkan kembali kantong ajaibku ……!
(para pengawal Putri bersorak gembira)
Lalu Putri Embun & para pengawalnya dengan membawa kantong ajaib kembali langit.
 CUT TO :

7.      Ext .ISTANA LANGIT – Malam hari
Putri EMbun dan pengawalnya sampai di Istana di sambut gembira oleh Baginda Raja Langit
BAGINDA RAJA
(bersorak riang gembira)
Akhirnya kau mendapatkan kembali kantong ajaibmu putri …..aku sangat senang sekali !
PUTRI EMBUN
(bersorak riang gembira)
Iya Baginda Raja, Hamba telah berhasil menemukan kantong ajaib ini ……..
Yeeee ……..
(semua penghuni istana bersorak-sorak gembira)
Para serangga yang mendampingi putri mendapat ganjaran. Kunang-kunang tubuhnya bisa bercahaya setiap malam. Lebah dapat sepuasnya menikmati manisnya madu bunga-bunga, sedangkan lalat harus menerima kenyataan pahit tinggal & makan di tempat kotor.
Pagi lebih indah dan sejuk dengan butir-butir Embun.

End